Minggu, 26 Februari 2012

ANALISIS TOKOH FILM



Dalam film Little Thing Called Love ini, saya akan mencoba untuk membahas satu tokoh yang menjadi pemeran utamanya yaitu kakak Shone (Mario Maurer) . Kakak Shone ini memiliki karakter yang ramah, ulet, suka bergaul dengan teman-temannya, dan tidak mudah menyerah. Dan tidak lupa kakak Shone ini adalah siswa yang sangat popular di sekolahnya bak seorang artis. Dalam ceritanya kakak Shone atau Shone ini merupakan anak dari atlit sepak bola nasional. Shone mencintai seorang gadis hitam, jelek, kucel tetapi tidak berani untuk mengungkapkannya sampai gadis itu tmbuh besar dan menjadi cantik. Singkat cerita gadis tersebut sekolah ke luar negeri dan shone pun tertap setia untuk menunggunya pulang. Dan akhirnya Shone berani mengungkapkan perasaannya ke gadis trsebut yang telah lama disimpannya.
1.        Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensori dan keterampilan motorik seseorang. Jika dilihat dalam film ini perkembangan fisik dari Shone adalah normal sperti orang lainnya. Shone memiliki tubuh yang ideal, memiliki berat badan yang proposional dengan tinggi badannya.
2.        Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, menalar, berpikir dan bahasa. Perkembangan kognitif yang terjadi pada remaja dapat dilihat dari pemikiran-pemikiran yang mulai logis yang ditunjukkannya. Remaja sudah mulai mempunyai pola berpikir sebagai peneliti, dimana mereka mampu membuat suatu perencanaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan.
Dalam film ini Shone perkembangan kognitif yang terjadi pada Shone adalah sudah tidak trauma lagi melakukan tendangan pinalti. Shone trauma karena ayahnya gagal melakukan tendangan pinalti dan takut terulang terjadi kepada dirinya. Dan tidak lupa Shone bercita-cita ingin menjadi pemain sepak bola professional seperti ayahnya dengan mendaftarkan diri ke club bola ternama. Setelah pensiun dari sepak bola, shone memutuskan untuk menjadi Fotografer yang sudah menjadi keseharian dia sebelum masuk dalam dunia sepak bola.
3.        Perkembangan Sosio-emosional
Perkembangan sosial pada masa remaja lebih melibatkan kelompok teman sebaya disbanding dengan orang tua. Pada masa remaja ini, mereka sering menyebutnya dengan pencarian jati diri. Mereka ingin dianggap dewasa oleh lingkungan sekitarnya, salah satunya dengan mencoba menyelesaikan masalah mereka sendiri yang menghampirinya.
Dalam film ini Shone ingin menunjukkan bakatnya dalam bermain sepak bola, dia ingin memperbaiki nama baik ayahnya yang gagal dalam memenangkan pertandingan nasional karena gagal dalam melakukan tendangan pinalti. Shone tidak ingin mengulang kesalahan ayahnya dan ingin merubah rasa takutnya akan melakukan tendangan pinalti. Ada rasa ingin berubah demi kemajuan dirinya sendiri, sudah bisa mengontrol emosi dirinya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar